Rabu, 02 November 2011

Tumpukan Bukuku yang Pertama

Huuft, empat belas buku masih kurang? Tenang saja kawan, aku masih punya sepuluh lagi yang bisa kau pakai. 0_o

Ini baru tumpukan buku pertama yang harus aku tuntaskan untuk satu mata kuliah saja, bayangkan cuma satu mata kuliah kawan, karena mata kuliahku yang lain punya tumpukan tersendiri di sepanjang ruang baca di kamarku. Setiap tumpukan harus aku lahap sampai habis, mengunyahnya perlahan supaya mudah bagiku menelan dan mencernanya.

Aku mau tidak mau harus menggaulinya dengan baik, jika aku memang ingin menguasainya. Sebenarnya membaca itu tidak sulit yang sulit adalah justru diri kita sebagai pembaca yang belum apa-apa sudah memberikan penilaian. Aku sering menganalogikan buku dengan manusia. Ketika menemukan buku yang sulit aku pahami, maka seringkali aku menganggapnya sebagai seorang "calon" teman baru. Aku harus bersabar menemaninya, belajar memahaminya, mengenal setiap hal tentang dirinya. Aku membiarkan diriku masuk ke dalam dunianya dan membuatku bagian darinya. Pada saat aku sudah semakin mengenalnya, aku tidak lagi memerlukan usaha keras untuk mengenalnya karena dia pasti akan menunjukkan diri seutuhnya padaku. Lalu apa yang aku anggap sulit ternyata tidak sulit karena aku telah mengenalnya dengan baik, bahkan mungkin aku jatuh cinta.

Bersabar dalam menuntut ilmu, membuka diri atas wawasan baru, jadi tidak ada yang sulit ketika mencari ilmu. Jadi aku pun akan bersabar ketika harus membuat setumpukan paper untuk semua mata kuliahku, aku menikmatinya karena ini untukku dan masa depanku. Bagiku ilmu jauh lebih berharga dari harta, karena sampai kapanpun ilmu tidak akan pernah berkurang ketika diberikan.

Be Smart rather than pretty!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar