Rabu, 22 Februari 2012

Paradoksikal Being Single and Happy


(Kajian Ideologis pada Chick-lit Terjemahan “Learning Curves” dan Chick-lit Indonesia “Orang Ketiga”)

Pendahuluan
            Novel chick-lit sempat meledak pada tahun 2000-an di Indonesia dan bertahan selama beberapa tahun. Pada masa itu setiap toko buku di kota Bandung menjual ratusan judul novel chick-lit. Akan tetapi, saat saya menulis kajian ini agaknya sulit mencari novel yang diberi label “chick-lit” seperti dulu. Chick-lit ditujukan pada perempuan lajang dengan rentang usia yang memasuki kategori dewasa muda karena kisahnya hanya mengenai seputar kehidupan mereka.
            Chick-lit muncul dan membuat perempuan mulai gemar membaca. Perempuan cenderung enggan membaca buku atau novel yang dianggapnya rumit, sehingga ketika chick-lit muncul mereka merasa “tercerahkan”. Kisah dalam chick-lit, baik terjemahan maupun karya asli, hampir selalu sama, selalu berbicara mengenai cinta, karir dan kebahagiaan menjadi seorang perempuan lajang.