Sastra Indonesia modern
sebagai bagian dari budaya kontemporer tidak dapat sepenuhnya bisa melepaskan
diri dari nilai-nilai setempat dan tradisional. Nilai-nilai setempat dan
tradisional tersebut paling kentara pada karya sastra local (Mahmud, 1986: 24).
Jika demikian maka sastra Sunda pun merupakan bagian penting sebagai warna
lokal. Menurut Mahmud (1986) warna lokal Sunda muncul dengan jumlah besar
setelah tahun 1950-an. Namun yang menjadi permasalahan adalah apakah sastra
Sunda tersebut harus selalu berbahasa Sunda atau diperkenankan menggunakan
bahasa Indonesia dengan tetap menerapkan unsur-unsur lokal kesundaan?
Jumat, 13 April 2012
Kamis, 12 April 2012
Sastra Anak dan Komik: Diary of A Wimpy Kid
Sastra
anak di dunia sulit diketahui awal kemunculannya karena sejak abad ke-15 telah
ada dua cerita, La Morte d’Arthur dan Robin Hood, yang tidak diperuntukkan bagi
anak-anak tapi justru sangat disukai anak-anak. Sementara cerita bergambar bagi
anak-anak baru muncul pada abad 17 dengan adanya karya Jan Amos Komensky
berjudul “Orbis Pictus”. Di Indonesia sendiri sastra anak sulit dilacak
keberadaannya karena kisah yang diangkat lebih cenderung pada legenda-legenda
dari tiap daerah. “Ketiadaan” novel anak di Indonesia membuat mereka memilih
menjadi penikmat novel terjemahan dan komik.
Langganan:
Postingan (Atom)