Minggu, 24 Juli 2011

Nilai atau Ilmu?

Seberapakah arti sebuah nilai ketimbang ilmu? Mungkin jauh lebih penting karena justru nilailah yang "dianggap" penentu dalam berbagai hal. Seolah nilai adalah sebuah kunci menuju kesuksesan, padahal bukankah dulu semua orang selalu mengelukan bahwa Ilmu Pangkal Pandai dan Ilmulah yang membuat orang bernilai "lebih"?

Bukan cuma mereka yang merasa diri sebagai seorang pelajar saja yang membutuhkan nilai melainkan semua orang dengan berbagai profesi. Nilai adalah sebuah standar acuan yang digunakan untuk menetapkan sebuah kualitas. Entah kenapa bagiku nilai menjadi sebuah paradoks. Seseorang dikatakan pintar jika mendapat nilai tinggi, meskipun mungkin nilai hanya sekadar nilai bukanlah kualitas ilmunya.

Sebuah pertanyaan muncul "Nilai tinggi itu karena berilmu bukan?" Benarkah seperti itu? Bagiku belum tentu, tapi dunia pendidikan sepertinya memang menanamkan paradoksi atas makna sebuah nilai. Beberapa tahun yang lalu sistem ranking dihilangkan, tapi sepertinya masih belum bisa sepenuhnya dihilangkan. Nilai dan peringkat masih dianggap penting meskipun kejujuran dan keilmuan juga penting. Pada akhirnya semua orang yang membutuhkan nilai tersebut akan melakukan berbagai hal untuk memperoleh yang tertinggi.

Sebagai seorang mahasiswa, aku berusaha keras untuk mendapatkan nilai tertinggi tapi jika tidak bisa setidaknya aku mendapatkan ilmu dan bisa mengaplikasikannya. Satu hal yang selalu aku coba terus camkan terhadap diriku sendiri adalah BELAJAR dengan JUJUR.

 Sebagai seorang "praktisi", aku tidak mau berkutat dengan seberapa pintar seseorang jika usahanya itu masih apa adanya dan nakal. Aku akan sangat menghargai mereka yang mengakui mereka perlu banyak belajar dan berusaha keras untuk mengisi dirinya dengan ilmu bukan dengan nilai yang berupa angka atau huruf.

Ajari aku untuk jujur sehingga aku tidak merasa terasing dengan kejujuran itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar