Rabu, 06 Juli 2011

Mental sang Generasi (katanya) Penerus Bangsa

Sekitar kurang lebih dua belas tahun lalu, waktu masih bocah, ini pertama kalinya aq kenal ssok mahasiswa dari dekat. Aq pikir menjadi seorang mahasiswa itu keren dan luar biasa di mata masyrakat (sekarang jg masih, meski kuliahnya ancur-ancuran asal status mahasiswa). Sosok mahasiswa itu pasti lebih dari yang lain, pastinya karena diberikan kata MAHA sebelum SISWA, so jadi anggapannya SERBA LEBIH.

Tnyata agak shock waktu menyadari tulisan di salah satu kaos kenalanku.

4 D = 1. Datang, Duduk, Diam, bagus g DO
Mahasiswa sangat manusia dan tidak lebih dari siswa yang lain, tidak ada bedanya dengan pelajar SD, SMP atau SMA. Mahasiswa bagiq menjadi biasa-biasa saja.

                                            Tapi aq kembali dibuat shock ketika ternyata mahasiswa bisa menjatuhkan sebuah kekuasaan yang mutlak pada saat itu. Nama mahasiswa kembali terangkat atas peristiwa penggulingan rezim orde baru dan berhasil menduduki gedung MPR.



Entah mungkin karena sejarah seperti ini mahasiswa lebih mudah tawuran atau unjuk rasa belakangan ini. Bagiku unjuk rasa mereka sudah kehilangan makna, buat kepentingan siapa mereka melakukannya, klo pun murni aspirasi mereka apakah benar tanpa ada emosi ataupun tekanan dari luar?

Mereka menjadi semakin anarkis dan tidak ada bedanya dengan begundal jika mereka lebih memakai otot ketimbang otaknya. Aksi-aksi mereka ganas dan panas, selalu saja ada insiden pembakaran foto atau ban bekas. Sungguh paaradoks ketika mereka justru unjuk rasa demi kepentingan lingkungan...

Aq jadi mempertanyakan bagaimana dengan akademis dan intelektualitas mereka di kampus. Beberapa kawan dekat yang getol aksi ternyata akademisnya jeblok, absensi di kamppusnya juga semau gue. Akhirnya muncul anggapan "para aktifis kampus adalah para mahasiswa pemalas".

Setelah mengalami jadi seorang mahasiswa dan akademisi kampus, beberapa pendapat lamaku masih tetap seperti dulu. Mereka seharusnya berjuang demi masa depan diri mereka sendiri, keluarga dan bangsa bukan untuk kebanggaan sesaat dengan menyandang status AKTIFIS ataupun MAHASISWA.

Terlebih lagi sekarang banyak diantara mereka yang mengejar ijazah ketimbang ilmu, sehingga urusan apapun jadi HALAL. Minim usaha tapi kemauan dan emosi tinggi!

2 komentar: