Sabtu, 16 Juli 2011

Kepalaku bukan milikmu!

"Seharusnya kamu tidak seperti itu, apa anggapan orang terhadap kamu nanti?"

Sebenarnya, siapa kita adalah cara kita melihat diri sendiri ataukah bagaimana orang lain melihat siapa diri kita?

Manusia memang tidak bisa berlepas dari keterikatannya dengan manusia lainnya tetapi ketika mereka ingin lepas pun sesungguhnya kebebasan itulah yang mengikatnya.

Selalu ingin dimengerti dan dituruti, setidaknya itu adalah keinginan semua orang. Kenyataan yang ada di depan mata lah yang akhirnya akan membuat dia semakin ingin dimengerti atau belajar memahami orang lain. Sayangnya, kenyataan itu relatif. Dia berubah dan bergantung pada siapa yang melihat dan mengalaminya. Bersikap empati belumlah membuat kenyataan seseorang menjadi kenyataan kita.

bagaimana caranya kita menilai orang lain jika pandangan kita masih menggunakan standar yang kita paksakan pada orang lain? Selalu saja ada istilah "menerima apa adanya" ketika harus berinteraksi dengan orang lain, tetapi "apa adanya" dalam standar siapa jika diri seseorang yang apa adanya pun dianggap "tidak biasa"?

Berpikir dan bersikaplah seperti dia agar kamu bisa memahami apa yang dia rasakan di dalam hatinya, tetapi hal itu hanya akan terjadi jika kamu bersedia untuk terbuka terhadap semua kejutan yang mungkin kau akan dapatkan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar